Teori
Relativitas Einstein adalah teori yang sangat terkenal, tetapi sangat
sedikit yang kita pahami. Utamanya, teori relativitas ini merujuk pada
dua elemen berbeda yang bersatu ke dalam sebuah teori yang sama:
relativitas umum dan relativitas khusus. Theori relativtas khusus telah
diperkenalkan dulu, dan kemudian berdasar atas kasus-kasus yang lebih
luas diperkenalkan teori relativitas umum.
Apakah relativitas itu?
sebenarnya, makalah tersebut menyajikan lebih formal, formulasi matematika dari postulat tersebut. Bentuk dari postulat mungkin sedikit berbeda dari buku teks yang satu dengan yang lain karena translasi dari bentuk matematika Jerman dengan bentuk Inggris yang selama ini sering kita lihat.
Konsep teori relativitas
-
Teori relativitas khusus Einstein-tingkah laku benda yang terlokalisasi
dalam kerangka acuan inersia, umumnya hanya berlaku pada kecepatan yang
mendekati kecepatan cahaya.
-
Transforasi Lorentz-persamaan transformasi yang digunakan untuk
menghitung perubahan koordinat benda pada kasus relativitas khusus.-
Teori relativitas umum Einstein-Teori yang lebih luas, dengan
memasukkan graviti sebagai fenomena geometris dalam sistem koordinat
ruang dan waktu yang melengkung, juga dimasukkan kerangka acuan non
inersia (misalnya, percepatan).
- Prinsip relativitas fundamental.
Apakah relativitas itu?
Relativitas
klasik (yang diperkenalkan pertama kali oleh Galileo Galilei dan
didefinisikan ulang oleh Sir Isaac Newton) mencakup transformasi
sederhana diantara benda yang bergerak dan seorang pengamat pada
kerangka acuan lain yang diam (inersia). Jika kamu berjalan di dalam
sebuah kereta yang bergerak, dan seseorang yang diam diatas tanah (di
luar kereta) memperhatikanmu, kecepatanmu relatif terhadap pengamat
adalah total dari kecepatanmu bergerak relatif terhadap kereta dengan
kecepatan kereta relatif terhadap pengamat. Jika kamu berada dalam
kerangka acuan diam, dan kereta (dan seseorang yang duduk dalam kereta)
berada dalam kerangka acuan lain, maka pengamat adalah orang yang duduk
dalam kereta tersebut.
Permasalahan
dengan relatifitas ini terjadi ketika diaplikasikan pada cahaya, pada
akhir 1800-an, untuk merambatkan gelombang melalui alam semesta terdapat
substansi yang dikenal dengan eter, yang mempunyai kerangka acuan(sama
seperti pada kereta pada contoh di atas). Eksperimen Michelson-Morley,
bagaimanapun juga telah gagal untuk mendeteksi gerak bumi relatif
terhadap eter, dan tak ada seorangpun yang bisa menjelaskan fenomena
ini. Ada sesuatu yang salah dalam interpretasi klasik dari relatifitas
jika diaplikasikan pada cahaya…dan kemudian muncullah pemahaman baru
yang lebih matang setelah Einstein datang untuk menjelaskan fenomena
ini.
Pengenalan tentang relativitas khusus
Pada
tahun 1905, albert eintein mempubilkasikan (bersama dengan makalah
lainnya) makalah yang berjudul, “On the Electrodynamics of Moving
Bodies”atau dalam bahasa indonesianya kurang lebih
demikian,”Elektrodinamika benda bergerak” dalam jurnal Annalen der
physik. Makalah yang menyajikan teori relativitas khusus, berdasarkan
dua postulat utama:
Postulat Einstein
Prinsip relativtas (pestulat pertama): Hukum-hukum fisika adalah sma untuk setiap kerangka acuan
Prinsip kekonstanan kecepatan cahaya (postulat kedua): Cahaya
dapat merambat dalam vakum (misalnya, ruang vakum, atau “ruang bebas”),
kecepatan cahaya dinotasikan dengan c, yang konstan terhadap gerak
benda yang meiliki radiasi.
sebenarnya, makalah tersebut menyajikan lebih formal, formulasi matematika dari postulat tersebut. Bentuk dari postulat mungkin sedikit berbeda dari buku teks yang satu dengan yang lain karena translasi dari bentuk matematika Jerman dengan bentuk Inggris yang selama ini sering kita lihat.
Postulat
kedua sering ditulis sembarangan dengan memasukkan bahwa kecepatan
cahaya dalam ruang hampa adalah c untuk setiap kerangka acuan.
Sebenarnya postulat ini adalah berasal dari dua postulat, bukan dari
postulat kedua itu sendiri.
Postulat
pertama kelihatan lebih masuk akal, tetapi bagaimanapun juga postulat
kedua merupakan revolusi besar dalam ilmu fisika.
Einstein sudah memperkenalkan teori foton cahaya dalam makalahnya pada efek fotolistrik (yang menghasilkan kesimpulan ketidakperluan eter). Postulat kedua, adalah sebuah konsekuensi dari foton yang tak bermassa bergerak dengan kecepatan c pada ruang hampa. Eter tidak lagi memiliki peran khusus sebagai kerangka acuan inersia “mutlak” alam semesta, jadi bukan hanya tidak perlu, tetapi juga secara kualitatif tidak berguna di dalam relativitas khusus.
Einstein sudah memperkenalkan teori foton cahaya dalam makalahnya pada efek fotolistrik (yang menghasilkan kesimpulan ketidakperluan eter). Postulat kedua, adalah sebuah konsekuensi dari foton yang tak bermassa bergerak dengan kecepatan c pada ruang hampa. Eter tidak lagi memiliki peran khusus sebagai kerangka acuan inersia “mutlak” alam semesta, jadi bukan hanya tidak perlu, tetapi juga secara kualitatif tidak berguna di dalam relativitas khusus.
Adapun
makalah tersebut adalah untuk menggabungkan persamaan Maxwell untuk
listrik dan magnet dengan gerak elektron dengan kecepatan mendekati
kecepatan cahaya. Hasil dari makalah Einstein adalah memperkenalkan
transformasi koordinat baru, dinamakan transformasi Lorentz, antara
kerangka acuan inersia. Pada kecepatan lambat, transformasi ini pada
dasarnya identik dengan moel klasik, untuk kecepetan yang mendekati
kecepatan cahaya, menghasilkan nilai yang berbeda secara radikal.
Efek dari Relativitas Khusus
- Relativitas
khusus menghasilkan beberapa konsekuensi dari penggunaan transformasi
Lorentz pada kecepatan tinggi (mendekati kecepatan cahaya). Diantaranya
adalah :
- Dilatasi waktu (termasuk “paradok kembar” yang terkenal)
-Konstraksi panjang
- Transformasi kecepatan
- Efek doppler relativistk
- Simultanitas dan sinkronisasi waktu
- Momentum relativistik
- Energi kinetik relativistik
- Massa relativistik
- Energi total relativistik
Selain
itu, manipulasi aljabar sederhana dari konsep-konsep di atas
menghasilkan dua hasil signifikan yang pantas dijelaskan sendiri.
Hubungan Massa-Energi
Enstein mampu menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara massa dan energi, melalui rumus yang sangat terkenal E=mc2.
Hubungan ini telah dibuktikan dengan peristiwa yang sangat dramatis di
dunia, ketika bom nuklir melepaskan energi dari massa di Hiroshima dan
Nagasaki pada akhir perang dunia kedua.
Kecepatan Cahaya
Tak
ada objek bermassa yang dapat bergerak dipercepat menuju kecepatan
cahaya. Hanya objek tak bermassa, seperti foton, yang dapat bergerak
dengan kecepatan cahaya. (foton tidak bergerak dipercepat menuju
kecepatan cahaya, tetapi foton selalu bergerak dengan kecapatan cahaya).
Tetapi
bagi objek fisis, kecepatan cahaya adalah terbatas. Energi kinetik pada
kecepatan cahaya menjadi tak terbatas, jadi tidak pernah dapat dicapai
dengan percepatan.
Beberapa
telah menunjukkan bahwa sebuah objek secara teori dapat bergerak
melebihi kecepatan cahaya, tetapi sejauh ini tidak ada entitas fisik
yang dapat menujukkan itu.
Adopsi Relativitas Khusus
Pada
1908, Max Plank mengaplikasikan bentuk “teori relativitas” untuk
menjelaskan konsep relativitas khusus, karena aturan kunci dari
relativitas memainkan peran dalam konsep tersebut. Pada waktu itu,
tentunya bentuk yang diaplikasikan hanya pada relativitas khusus, karena
memang belum terdapat relativitas umum.
Relativitas
Einstein tidak segera diterima oleh fisikawan secara keseluruhan,
karena kelihatan sangat teoretis dan conterintuitif. Kemudian Einstein
menerima penghargaan Nobel pada 1921, khususnya penyelesaiannya untuk
efek fotolistrik dan kontribusinya pada fisika teori. Tetapi Relativitas
masih menjadi kontroversi untuk menjadi referensi spesifik.
Seiring
berjalannya waktu, bagaimanapun juga, presiksinya terhadap relativitas
khusus akhirya menjadi kenyataan. Misalkan, jam terbang di selruh dunia
telah menunjukkan adanya perlambatan dengan durasi yang diprediksi oleh
teori relativitas.
Albert
Einstein tidak menciptakan sendiri transformasi koordinat yang
dibutuhkan untuk relativitas khusus. Dia tidak harus melakukannya,
karena transformasi yang dibutukan telah ada sebelumnya. Einstein
menjadi seorang yang ahli dalam pekerjaannya yang terdahulu dan
menyesuaikan diri pada situasi yang baru, dan juga dengan transformasi
Lorentz seperti yang telah Planck gunakan pada 1900 untuk menyelesaikan
permasalahan bencana ultraviolet pada radiasi benda hitam, Einstein
merancang solusi untuk efek fotolistrik, dan dengan demikian dia telah
mengembangkan teori foton untuk cahaya.
Asal Mula Transformasi Lorentz
Transformasi
Lorentz sebenarnya pertama kali telah diperkenalkan oleh Joseph Larmor
pada 1897. Versi yang sedikit berbeda telah diperkenalkan pada beberapa
dekade sebelumnya oleh Woldemar Voigt, tetapi versinya memiliki bentuk
kuadrat pada persamaan dilatasi waktu. Tetapi, persamaan dilatasi waktu
kedua versi tersebut dapat ditunjukkan sebagai invarian dalam persamaan
Maxwell.
Seorang
Matematikawan dan fisikawan Hendrik Antoon Lorentz mengusulkan gagasan
“waktu lokal” untuk menjelaskan relatif simultanitas pada 1895, walaupun
dia juga bekerja secara terpisah pada transformasi yang sama untuk
menjelaskan hasil “nol” pada percobaan Michelson dan Morley. Dia
mengenalkan transformasi koordinatnya pada 1899, dan menambahkan
dilatasi waktu pada 1904.
Pada
1905, Henri Poincare memodifikasi formulasi aljabar dan
menyumbangkannya kepada Lorentz dengan nama “Transformasi Lorentz,”
formulasi Poincare pada transformasi tersebut pada dasarnya identik
dengan apa yang digunakan Einstein.
Transformasi
Lorentz tersebut menggunakan sistem koordinat empat dimensi, yaitu tiga
koordinat ruang (x, y, dan z) dan satu koordinat waktu (t). Koordinat
baru ditandai dengan tanda apostrof diucapkan “abstain,” seperti x’
dibaca “x-abstain.” Pada contoh dibawah ini, kecepatan adalah dalam arah
x’, dengan besar u:
x’=(x-ut)/√(1-u2/c2 )
y’=y
z’=z
t’={t-(u/c^2 )x}/√(1-u2/c2)
Transformasi tersebut hanya untuk demonstrasi. Aplikasi dari persamaan tersebut akan ditangani secara terpisah. Bentuk √((1-u2/c2) sering muncul dalam relativitas sehingga dilambangkan dengan simbol yunani γ (dibaca gamma) dalam beberapa penyajian.
Perlu diingat bahwa pada kasus u << c (u jauh lebih kecil dibandingkan c), maka u2/c2 akan
menjadi sangat kecil sehingga di dalam bentuk akar akan menghasilkan
nilai satu, maka nilai γ akan menjadi satu. Oleh karena itu, dilatasi
ruang dan waktu menjadi sangat tidak berpengaruh untuk benda yang
bergerak jauh dibawah kecepatan cahaya.
Konsekuensi dari Transformasi Lorentz
Relativitas
khusus menghasilkan beberapa konsekuensi dari penggunaan Transformasi
Lorentz pada kecepatan tinggi (mendekati kecepatan cahaya). Diantaranya
adalah :
- Dilatasi waktu (termasuk “paradok kembar” yang terkenal)
- Konstraksi panjang
- Transformasi kecepatan
- Efek doppler relativistk
- Simultanitas dan sinkronisasi waktu
- Momentum relativistik
- Energi kinetik relativistik
- Massa relativistik
- Energi total relativistik
Kontroversi Lorenz dan Einstein
Beberapa
orang mengatakan bahwa sebenarnya sebagian besar pekerjaan dari
relativitas khusus yang telah dikerjakan einstein telah ada dalam
transformasi Lorentz. Konsep dilatasi dan simultanitas untuk pergerakan
benda telah disebutkan dan secara matematis telah dikembangkan oleh
Lorentz dan Poincare. Beberapa orang mengganggap bahwa Einstein adalah
seorang plagiator.
Tentunya
terdapat validitas untuk tuduhan tersebut. Tentu saja, revolusi besar
Einstein dibangun berdasarkan pekerjaan-pekerjaan orang lain, dan
Einstein mendapatkan banyak hasil atas apa yang telah mereka hasilkan
secara kasar.
Pada
waktu yang sama, tetapi harus dipertimbankan bahwa Einstein mengambi
konsep-konsep dasar ini dan memebangunnya menjadi sebuah kerangka teori
yang menjadikan konsep-konsep tersebut untuk bukan hanya sekedar trik
matematis untuk menyelamatkan dying teori (teori sekarat) seperti teori
eter, melainkan menggunakan aspek-aspek fundamental alam pada tempatnya.
Terdapat ketidakjelasan bahwa Larmor, Lorentz, atau Poincare yang
dimaksudkan agar berani bergerak, namun sejaraha telah memberikan
penghargaan kepada Einstein atas wawasan dan keberainannya.
Pada
1905, Teori Einstein (relativitas khusus), dia menunujukkan bahwa
diantara kerangka acuan inersia tidak terdapat kerangka acuan “utama.”
Perkembangan dari relativitas umum terjadi, sebagian sebagai upaya untuk
menunjukkan bahwa ini benar di antara non-inersia (yaitu mempercepat)
kerangka acuan juga.
Evolusi Relativitas Umum
Pada
1907, Einstein mempublikasikan artikelnya yang pertama pada Efek
gravitasi pada cahaya dibawah relativitas khusus. Pada makalah tesebut,
Einstein menguraikan “prinsip ekuivalensi,” yang menyatakan bahwa
pengamatan pada percobaan di bumi (dengan percepatan gravitasi g) akan
identik dengan pengamatan pada percobaan dalam roket yang bergerak
dengan kecepatan g. Prinsip ekuivalensi tersebut diformulasikan sebagai:
we
[...] assume the complete physical equivalence of a gravitational field
and a corresponding acceleration of the reference system.
Yang artinya kurang lebih demikian :
Kami
[...] mengasumsikan kesetaraan fisis lengkap dari medan gravitasi dan
hubungannya dengan percepatan dari sistem kerangka acuan.
Seperti yang dikatakan Einstein atau pada buku Fisika Modern:
There
is no local experiment that can be done to distinguish between the
effects of a uniform gravitational field in a nonaccelerating inertial
frame and the effects of a uniformly accelerating (noninertial)
reference frame.
Atau dalam bahasa indonesia kurang lebih demikian :
Tidak
ada percobaaan lokal yang dapat dilakukan untuk membedakan antara efek
dari medan gravitasi seragam dalam kerangka acuan yang tidak dipercepat
dan efek dari percepatan seragam (tidak inersia) kerangka acuan.
Artikel
kedua pada subjek muncul pada tahun 1911, dan 1912 Einstein secara
aktif bekerja untuk memahami sebuah teori relativitas umum yang bisa
menjelaskan relativitas khusus, tetapi juga akan menjelaskan gravitasi
sebagai fenomena geometris.
Pada
tahun 1915, Einstein menerbitkan serangkaian persamaan diferensial yang
dikenal sebagai persamaan medan Einstein. Relativitas umum Einstein
menggambarkan alam semesta sebagai suatu sistem geometris tiga ruang dan
satu dimensi waktu. Kehadiran massa, energi, dan momentum (kuantutasi
secara kolektif sebagai kepadatan massa-energi atau tekanan-energi) yang
dihasilkan dalam tekukan sistem koordinat ruang-waktu. Gravitasi, oleh
karena itu, merupakan sebuah pergerakan sepanjang “sederhana” atau
paling tidak rute energetik sepanjang lengkungan ruang-waktu.
Bentuk Matematika Dari Relativitas Umum
Pada
bentuk yang sederhana, dan menghilangan matematika yang kompleks,
Einstein menemukan hubungan antara kelengkungan ruang-waktu dengan
kerapatan massa-energi:
(Kelengkungan ruang-waktu) = (kerapatan massa-energi)*8µG/c4
Persamaan tersebut menunjukkan hubungan secara langsung, proporsional terhadap kontanta.
Kontanta gravitasi G, berasal dari hukum Newton untuk gravitasi, sementara ketergantungan terhadap kecepatan cahaya, c, adalah berasal dari teori relativitas khusus. Dalam kasus nol (atau mendekati nol) (yaitu ruang hampa), ruang-waktu berbentuk datar. Gravitasi klasik adalah kasus khusus untuk manifestasi gravitasi pada medan gravitasi lemah, dimana bentuk c4 (denominator yang sangat besar) dan G (nilai yang sangat kecil) membuat koreksi kelengkungan kecil.
Kontanta gravitasi G, berasal dari hukum Newton untuk gravitasi, sementara ketergantungan terhadap kecepatan cahaya, c, adalah berasal dari teori relativitas khusus. Dalam kasus nol (atau mendekati nol) (yaitu ruang hampa), ruang-waktu berbentuk datar. Gravitasi klasik adalah kasus khusus untuk manifestasi gravitasi pada medan gravitasi lemah, dimana bentuk c4 (denominator yang sangat besar) dan G (nilai yang sangat kecil) membuat koreksi kelengkungan kecil.
Sekali
lagi, Einstein tidak tidak keluar dari topik. Dia bekerja keras dengan
geometri Riemannian (geometri non Euclidean yang dikembangkan oleh
matematikawan Bernhard Riemann beberapa tahun sebelumnya), meskipun
ruang yang dihasilkan adalah 4 dimensi Lorentzian bermacam-macam
daripada geometri Riemann ketat. Namun, karya Riemann sangat penting
bagi persamaan medan Einstein.
Apakah sebenarnya Relativitas Umum?
Untuk
analogi relativitas umum, pertimbangkan bahwa kamu membentangkan sebuah
seprai atau suatu lembaran yang datar dan elastik. Sekarang kamu
meletakkan sesuatu dengan berat yang bervariasi pada lembaran tersebut.
Jika kita menempatkan sesuatu yang sangat ringan maka bentuk seprai akan
sedikit lebih turun sesuai dengan berat benda tersebut. Tetaoi jika
kamu meletakkan sesuatu yang berat, maka akan terjadi kelengkungan yang
lebih besar.
Asumsikan
terdapat benda yang berat berada pada lembaran tersebut, dan kamu
meletakkan benda lain yang lebih ringan di dekatnya. Kelengkungan yang
diciptakan oleh benda yang lebih berat akan menyebabkan benda yang lebih
ringan “terpeleset” disepanjang kurva ke arah kurva tersebut, karena
benda yang lebih ringan mencoba untuk mencapai keseimbangan sampai pada
akhirnya benda tersebut tidak bergerak lagi (dalam kasus ini, tentu saja
terdapat pertimbangan lain, misalnya bentuk dari benda tersebut, sebuah
bola akan menggelinding, sedangkan kubus akan terperosot, karena
pengaruh gesekan atau semacamnya).
Hal
ini serupa dengan bagaimana relativitas umum menjelaskan gravitasi.
Kelengkungan dari cahaya bukan karena beratnya, tetapi kelengkungan yang
diciptakan oleh benda berat lain yang membuat kita tetap melayang di
luar angkasa. Kelengkungan yang diciptakan oleh bumi membuat bulan tetap
bergerak sesuai dengan orbitnya, tetapi pada waktu yang sama,
kelengkungan yang diciptakan bulan cukup untuk mempengaruhi pasang surut
air laut.
Pembuktian Relativitas Umum
Semua
temuan-temuan relativitas khusus juga mendukung relativitas umum,
karena teori-teori ini adalah konsisten. Relativitas umum juga
menjelaskan semua fenomena-fenomena mekanika klasik, yang juga
konsisten. Selain itu, beberapa temuan mendukung prediksi unik dari
relaivitas umum:
- Presisi dari perihelion Merkurius
- Pembelokan gravitasi cahaya bintang
- Pelebaran alam semesta (dalam bentuk konstanta kosmologis)
- Delay dari gema radar
- Radiasi Hawking dari black hole
Prinsip-Prinsip Fundamental dari Relativitas
- Prinsip umum relativitas: Hukum-hukum fisika harus sama untuk setiap pengamat, terlepas dari mereka dipercepat atau tidak.
- Prinsip kovarian umum: hukum-hukum fisika harus memiliki bentuk yang sama dalam semua sistem koordinat.
-
Gerak Inersia adalah gerak geodesik: Garis dunia dari partikel yang
tidak terpengarus oleh gaya-gaya (yaitu gerak inersia) adalah bakal
waktu atau null geodesik dari ruang waktu. (ini berarti tangen vektornya
negatif atau nol.)
- Invarian lokal Lorentz: aturan-aturan dari relativitas khusus diaplikasikan secara lokal untuk semua pengamat inersia.
-
Lengkungan ruang-waktu: seperti yang dijelaskan oleh persamaan medan
Einstein, lengkungan ruang dan waktu, sebagai responnya terhadap massa,
energi, dan momentum menghasilkan pengaruh gravitasional yang dilihat
sebagai bentuk gerak inersia.
Prinsip
ekuivalensi, di mana Albert Einstein menggunakannya sebagai titik awal
untuk relativitas umum, membuktikan konsekuensinya terhadap
prinsip-prinsip tersebut.
Relativitas Umum dan Konstanta Kosmologis
Pada
1922, para ilmuwan menemukan bahwa aplikasi dari persamaan medan
Einstein pada bidang kosmologi menghasilkan perluasan alam semesta.
Einstein percaya bahwa alam semesta itu statis (dan karena itu pemikiran
persamaannya menjadi salah), penambahan konstanta kosmologis pada
persamaan medan, yang memungkinkan hasil statis.
Edwin
Hubble, pada 1929, menemukan bahwa terdapat pergesaranmerah dari
bintang-bintang jauh, yang menyiratkan bahwa bintang-bintang itu
bergerak terhadap bumi. Alam semesta tampaknya berkembang.
Einstein menghilangkan kontanta kosmologis dari persamaannya dan menyebutnya sebagai kesalahan terbesar dalam karirnya.
Einstein menghilangkan kontanta kosmologis dari persamaannya dan menyebutnya sebagai kesalahan terbesar dalam karirnya.
Pada
1990, ketertarikan pada konstanta kosmologis kembali ada dalam bentuk
dark energy. Solusi untuk teori medan kuantum telah menghasilkan
sejumlah besar energi dalam ruang hampa kuantum yang berakibat pada
percepatan perluasan alam semesta.
Relativitas Umum dan Mekanika Kuantum
Ketika
para fisikawan berupaya untuk menerapkan teori medan kuantum pada medan
gravitasi, hal-hal menjadi sangat kacau. Pada betuk matematis,
kuantitas fisis terjadi penyimpangan, atau hasil yang tak terhingga.
Medan gravitasi di bawah relativitas umum memerlukan koreksi angka tak
terhingga atau “renormalisasi”, konstanta-kontanta untuk penyesaiannya
ke dalam persamaan yang terpecahkan.
Upaya
untuk memecahkan “masalah renormalization” terletak di jantung teori
kuantum gravitasi. Teori-teori gravitasi kuantum biasanya bekerja
mundur, meramalkan sebuah teori dan kemudian mengujinya dan bukan
benar-benar mencoba untuk menentukan konstanta yang tak terbatas
diperlukan. Ini trik lama dalam fisika, tapi sejauh ini tidak ada teori
telah cukup terbukti.
Beberapa Kontrovesi Lainnya.
Masalah
utama dengan relativitas umum, yang telah sebaliknya sangat sukses,
adalah keseluruhan ketidaksesuaian dengan mekanika kuantum. Potongan
besar teori fisika ditujukan ke arah mencoba untuk menyamakan dua
konsep: pertama yang memprediksi fenomena makroskopik melintasi ruang
dan kedua yang memprediksi fenomena mikroskopik, sering kali dalam ruang
yang lebih kecil daripada sebuah atom.
Selain
itu, ada beberapa kekawatiran Einstein yang sangat diperhatikan
terhadap ruang-waktu. Apa itu ruang-waktu? Apakah hal tesebut ada secara
fisik? Beberapa telah memperkirakan “busa kuantum” yang menyebar ke
seluruh alam semesta. Usaha baru pada teori string (dan pada teori
anakannya) menggunakan ini atau penggambaran kuantum lain dari
ruang-waktu. Sebuah artikel dari majalah New Scientist meperkirakan
bahwa ruang-waktu mungkin adalah sebuah superfluida kuantum dan bahwa
seluruh alam semesta dapat berputas pada sumbu.
Beberapa
orang telah menunjukkan bahwa jika ruang-waktu sebagai substansi fisik,
itu akan bertindak sebagai kerangka acuan universal, seperti eter.
Penganut Anti-relativitas sangat gembira mendengar ini, sementara yang
lain melihatnya sebagai upaya non ilmiah untuk mendiskreditkan Enstein
dengan membangkitkan sebuah konsep abad-mati.
Isu-isu
tertentu dengan singularitas black hole, di mana lengkung ruang-waktu
mendekati pada tak terhingga, juga telah menimbulkan keraguan apakah
relativitas umum secara akurat dapat menggambarkan alam semesta. Sangat
sulit untuk diketahui secara pasti, bagaimanapun juga, selama black hole
hanya dapat dipelajari seperti saat ini.
Sampai
ia berdiri sekarang, relativitas umum adalah teori yang sangat sukses
tetapi sangat sulit dibayangkan dan akan merugikan banyak orang karena
ketidakkonsistennya dan kontroversi sampai mucul fenomena yang sangat
bertentangan dengan prediksi dari teori.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar