Fotonika biomedik kadang kala juga
diistilahkan dengan Optika Biomedik (waulupun fotonika dan optika secara
prinsip tidak sama) adalah bidang keilmuan yang baru lahir pada
abad-abad terakhir. Fotonika biomedik merupakan salah satu bidang
keilmuwan yang paling diminati dewasa ini. Ini dikarenakan
perkembangannya yang pesat mulai dari diagnosa hingga penyembuhan suatu
penyakit.
Mungkin tidak banyak yang tahu apa sebenarnya fotonika biomedik itu. Fotonika biomedik adalah sebuah penggabungan dari teknologi dan ilmu sains. Dikatakan demikian karena di dalamnya terdapat ilmu fisika, biologi, dan bahkan kimia. Terdapat penggalan kata “medik” yang artinya ilmu ini berkaitan erat dengan dunia kedokteran.
Dapat disimpulkan bahwa fotonika biomedik adalah perpaduan antara ilmu fisika, biologi, dan kimia untuk mendukung diagnosa dan penyembuhan pada kedokteran. Terdapat juga kata “fotonika” yang merupakan pamanfaatan cahaya untuk keperluan baik diagnosa maupun penyembuhan. Cahaya yang digunakan mulai dari cahaya tampak, infra merah, hingga sinar UV.
Mungkin tidak banyak yang tahu apa sebenarnya fotonika biomedik itu. Fotonika biomedik adalah sebuah penggabungan dari teknologi dan ilmu sains. Dikatakan demikian karena di dalamnya terdapat ilmu fisika, biologi, dan bahkan kimia. Terdapat penggalan kata “medik” yang artinya ilmu ini berkaitan erat dengan dunia kedokteran.
Dapat disimpulkan bahwa fotonika biomedik adalah perpaduan antara ilmu fisika, biologi, dan kimia untuk mendukung diagnosa dan penyembuhan pada kedokteran. Terdapat juga kata “fotonika” yang merupakan pamanfaatan cahaya untuk keperluan baik diagnosa maupun penyembuhan. Cahaya yang digunakan mulai dari cahaya tampak, infra merah, hingga sinar UV.
Inti dari fotonika biomedik adalah
bagaimana menganalisa interaksi antara cahaya dengan materi. Dalam hal
ini adalah jaringan tubuh. Pengetahuan mengenai optika banyak digunakan
dalam analisa ini. Seperti diketahui ketika cahaya melewati jaringan
tubuh akan mengalami beberapa fenomena antara lain pemantulan,
pembiasan, transmisi, hamburan, absorbsi, bahkan fluoresensi. Tentunya
sinar yang dipancarkan akan berbeda dengan sinar yang dideteksi.
Tantangan di dalam fotonika biomedik adalah bagaimana menganalisa
perbedaan sinar yang dipancarkan dengan sinar yang dideteksi tersebut.
Fotonika biomedik terbagi ke dalam dua aplikasi besar, yaitu untuk kebutuhan diagnosa dan terapi. Diagnosa berkaitan erat dengan pemanfaatan cahaya (foton) untuk mendeteksi keberadaan suatu penyakit di dalam tubuh. Kebanyakan digunakan untuk mendiagnosa adanya kanker maupun tumor. Beberapa teknologi diagnosa antara lain:
Fotonika biomedik terbagi ke dalam dua aplikasi besar, yaitu untuk kebutuhan diagnosa dan terapi. Diagnosa berkaitan erat dengan pemanfaatan cahaya (foton) untuk mendeteksi keberadaan suatu penyakit di dalam tubuh. Kebanyakan digunakan untuk mendiagnosa adanya kanker maupun tumor. Beberapa teknologi diagnosa antara lain:
- Rongten
- CT (Computed Tomography) Scan
- OCT (Optical Coherence Tomography)
- Biosensor
Fotonika dalam kaitannya dengan terapi
atau penyembuhan adalah penggunaan cahaya yang digunakan untuk
penyembuhan. Beberapa diantaranya adalah:
- Photodynamics therapy (PDT)
- Laser tissue welding
- Laser sebagai alat bedah minimal invasif, dan masih banyak lainnya.
PDT adalah terapi penyembuhan kanker
menggunakan cahaya. PDT memanfaatkan aspek kuantum dari interaksi antara
cahaya dengan jaringan tubuh. Prinsip dasar PDT ini adalah pemberian
obat yang peka terhadap cahaya yang dinamakan photosensitizer.
Photosensitizer ini akan terdistribusi menuju daerah tubuh yang
sebelumnya telah didiagnosa terdapat sel kanker. Daerah tubuh tersebut
kemudian disinari cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Kemudian
terjadi proses kuantum antara cahaya dengan obat tersebut yang
mengakibatkan kerusakan sel kanker. Proses ini tidak berbahaya karena
efeknya hanya terjadi pada sel kanker saja. Sedangkan Laser tissue
welding adalah perbaikan jaringan tubuh menggunakan laser. Prinsipnya
mirip dengan peristiwa pengelasan. Laser digunakan untuk menyembuhkan
luka.
Sejarah kelahiran fotonika biomedik tidak
bisa lepas dari perkembangan ilmu fisika. Dimulai dari penemuan
mikroskop oleh investigator Belanda pada abad ke 17. Dari penemuan ini
mengakibatkan perkembangan yang pesat dalam ilmu biologi. Khususnya
dalam perkembangan teori mengenai sel ilmuwan German M.J. Schleiden dan
Theodor Schwann pada tahun 1830 menggunakan mikroskop untuk meneliti
jaringan dan metabolisme hewan dan tanaman. Mereka menyimpulkan bahwa
sel sebagai unit dasar dari makhluk hidup. Kemudian pada tahun 1895,
fisikawan jerman Wilhelm Roentgen menemukan sinar-X. Sinar ini dapat
digunakan untuk melihat secara utuh bagian dalam tubuh tanpa pembedahan.
Ini adalah beberapa dari penemuan-penemuan revolusioner yang merupakan
embrio dari kelahiran fotonika biomedik.
Penemuan mikroskop merupakan embrio kelahiran fotonika biomedik
Fotonika biomedik adalah ilmu yang
terdiri dari beberapa dispilin ilmu dan teknologi. Sehingga perkembangan
yang begitu pesat dari fotonika biomedik tidak bisa lepas dari tiga
revolusi dari ilmu fisika, teknologi dan biologi:
- Revolusi teori kuantum (1900-1950 masehi)
- Revolusi teknologi (1940-1950 masehi)
- Revolusi genom (1950-2000 masehi)
Revolusi Teori Kuantum
Revolusi teori kuantum diawali oleh
Albert Einstein dengan penemuan fenomenal yang dikenal dengan efek
fotolistrik pada abad ke-20. Fotonika biomedik telah sangat diuntungkan
dengan revolusi teori kuantum. Dengan hadirnya teori ini, ruang lingkup
ilmiah seperti spektroskopi molekuler dan teknologi fotonika (seperti
laser, biopsi optis, penjepit optik atau optical tweezer, dan
penyelidikan ruang lingkup lain di sekitarnya) telah memberikan piranti
yang sangat kuat untuk mendiagnosa penyakit secara non invasif,
menginterogasi sel pada level molekuler, dan memerangi penyakit pada
tingkatan gen. Teori kuantum dari fenomena atom memberikan kerangka
fundamental untuk biologi dan genetika molekuler karena keunikannnya
dalam memahami elektron, atom, molekul, dan juga cahaya itu sendiri.
Kerangka ilmiah baru ini dilahirkan dari penemuan struktur DNA,
molekular alami pembentuk sel dan sebab genetis dari penyakit, semua ini
membentuk basis dari molekular medis.
Revolusi Teknologi
Penemuan mikroskop di atas telah
menjelaskan bagaimana revolusi teknologi berpengaruh besar pada
kelahiran fotonika biomedik. Penemuan laser, mikrochip dan teknologi
nano berpengaruh dalam perkembangannya. Adanya OCT tidak bisa lepas dari
perkembangan teknologi komputer yang merupakan sekumpulan mikrochip
dengan instruksi tertentu.
Revolusi Genom
Publikasi James Watson dan Francis Crick
mengenai struktur spiral DNA pada 1953 dapat dianggap sebagai prestasi
pertama yang mengawali revolusi genom pada abad ke-21. Hampir 50 tahun
setelah penemuan penting ini, kelengkapan dari peruntunan genom manusia
menendai penemuan penting kedua dalam arean genetika molekuler.
Tidak bisa kita pungkiri bahwa pada era
sekarang ini tidak ada batasan yang jelas antara teknologi dengan ilmu
sains. Keduanya saling berhimpitan satu sama lain. Kemajuan ilmu dan
teknologi merupakan perpaduan diantara kedua bidang kajian yang oleh
beberapa orang beranggapan bahwa ilmu dan teknologi adalah sesuatu yang
berbeda. Namun, fotonika telah membuktikan perpaduan antara ilmu dan
teknologi bisa dilakukan. Hasilnya sangat bermanfaat untuk memperbaiki
kualitas kehidupan manusia. Bagaimana anda tertarik belajar fotonika
biomedik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar